ILMU SOSIAL DASAR
(Pelapisan Sosial dan Kesamaan
Derajat)
Nama
: Mucharraran Al Abrar
Kelas
: 1IB04
NPM
: 14415332
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat
Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga
saya berhasil menyelesaikan makalah ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya
yang berjudul “ILMU SOSIAL DASAR (Pelapisan Sosial dan Kesamaan Derajat)”
Makalah ini berisikan tentang
pemahaman dan penghayatan tentang pelapisan sosial dan kesamaan derajat, serta
identitas-identitasnya pelapisan sosial dan kesamaan derajat.
Diharapkan makalah ini dapat
memberikan informasi kepada kita semua tentang Ilmu Sosial Dasar (Pelapisan
Sosial dan Kesamaan Derajat).
Saya menyadari bahwa makalah ini
masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak
yang bersifat membangun selalu saya harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, saya sampaikan terima
kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini
dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita.
Amin.
Jakarta, 22 Desember 2015
Penyusun,
Mucharraran
Al Abrar
DAFTAR ISI
COVER MAKALAH………………………………………………………………1
KATA
PENGANTAR……………………………………………………………....2
DAFTAR
ISI……………………………………………………………………….3
BAB I
PENDAHULUAN……………………………………………………….…4
- LATAR BELAKANG…………………………………………………….....4
- TUJUAN…………………………………………………………………....4
BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………………..5
- PELAPISAN SOSIAL.………………………………………………….….5
- PENGERTIAN PELAPISAN SOSIAL…………….………..…….....5
B. PELAPISAN SOSIAL CIRI TETAP
KELOMPOK SOSIAL.…………………5
C. TERJADINYA PELAPISAN
SOSIAL…………………………………………7
D. PEMBEDAAN SISTEM PELAPISAN
MENURUT SIFATNYA……………....8
E. BEBERAPA TEORI TENTANG
PELAPISAN SOSIAL………………...…....8
2. KESAMAAN
DERAJAT…………………………………………………….....10
A. PENJELASAN KESAMAAN
DERAJAT……………………………………..10
B. PASAL-PASAL DALAM UUD 1945
DAN POKOK-POKOK TENTANG
PERSAMAAN HAK…………………………………………………………..….10
- ELITE…………………………………………………………………….…11
A. PENGERTIAN ELITE DAN
MASSA………………………………………….11
B. FUNGSI ELITE DALAM MEMEGANG
STRATEGI………………………..…12
C. CIRI-CIRI
MASSA………………………………………………………...…...12
BAB III
PENUTUP…………………………………………………………......…13
- PENDAPAT…………….……………………………………….…………..13
DAFTAR
PUSTAKA………………………………………………………........…14
BAB
I PENDAHULUAN
- 1. LATAR BELAKANG
Masyarakat terbentuk dari
individu-individu. Individu-individu yang terdiri
dari berbagai latar belakang tentu akan membentuk suatu masyarakat heterogen
yang terdiri dari kelompok-kelompok sosial. Dengan adanya atau terjadinya
kelompok sosial ini maka terbentuklah suatu pelapisan masyarakat atau
terbentuklah masyarakat yang berstrata. Masyarakat merupakan suatu kesatuan
yang didasarkan ikatan-ikatan yang sudah teratur dan boleh dikatakan stabil.
Sehubungan dengan ini, maka dengan sendirinya masyarakat merupakan kesatuan
yang dalam pembentukannya
mempunyai gejala yang sarna. Masyarakat tidak dapat dibayangkan tanpa individu,
seperti juga individu tidak dapat dibayangkan tanpa adanya masyarakat.
Betapa individu dan masyarakat adalah komplementer dapat kita lihat
dari kenyataan, bahwa :
a.) manusia dipengaruhi oleh masyarakat
demi pembentukan pribadinya;
b.) individu mempengaruhi masyarakat
dan bahkan bisa menyebabkan
(berdasarkan pengaruhnya) perubahan
besar masyarakatnya.
- 2. TUJUAN
Setelah itu kita mengerti bahwa
manusia sebagai makhluk sosial yang selalu mengalami perubahan sosial. Karena
itu Social Stratification sering diterjemahkan dengan Pelapisan Masyarakat.
Sejumlah individu yang mempunyai kedudukan (status) yang sarna menurut ukuran
masyarakatnya, dikatakan berada dalam suatu lapisan atau
stratum. Masyarakat yang berstratifikasi sering dilukiskan sebagai suatu
kerucut atau primida, di mana lapisan bawah adalah paling lebar dan lapisan ini
menyempit ke atas.
BAB
II PEMBAHASAN
- 1. PELAPISAN SOSIAL
A.
PENGERTIAN PELAPISAN SOSIAL
Pelapisan sosial dapat berarti
pembedaan antar warga dalam masyarakat ke dalam kelas-kelas sosial secara
bertingkat. Wujudnya adalah terdapat lapisan-lapisan di dalam masyarakat diantaranya
ada kelas sosial tinggi, sedang dan rendah.
Pelapisan sosial merupakan perbedaan
tinggi dan rendahnya kedudukan atau posisi seseorang dalam kelompoknya, bila
dibandingkan dengan posisi seseorang maupun kelompok lainnya. Dasar tinggi dan
rendahnya lapisan sosial seseorang itu disebabkan oleh bermacam-macam
perbedaan, seperti kekayaan di bidang ekonomi, nilai-nilai sosial, serta
kekuasaan dan wewenang
B.
PELAPISAN SOSIAL CIRI TETAP KELOMPOK
SOSIAL
Pembagian dan pemberian kedudukan
yang berhubungan dengan jenis
kelamin nampaknya menjadi dasar dari seluruh sistem sosial masyarakat kuno.
Seluruh masyarakat memberikan sikap dan kegiatan yang berbeda kepada
kaum laki-laki dan perempuan. Tetapi hal ini perlu diingat bahwa
ketentuan-ketentuan
tentang pembagian kedudukan antara laki-laki dan perempuan yang kemudian
menjadi dasar daripada pembagian pekerjaan, semata-mata adalah ditentukan oleh
sistem kebudayaan itu sendiri. Kita lihat saja misalnya kedudukan laki-laki di
Jawa berbeda dengan kedudukan laki-laki di Minangkabau. Di Jawa kekuasaan
keluarga di tangan ayah sedang di Minangkabau tidak demikian. Dalam hubungannya
dengan pembagian pekerjaan pun setiap suku bangsa memiliki cara
sendiri-sendiri.
Di Irian misalnya atau di Bali,
wanita harus lebih bekerja keras daripada laki-laki. Di dalam organisasi
masyarakat primitif pun di mana belum mengenai tulisan. pelapisan masyarakat
itu sudah ada. Hal ini terwujud berbagai bentuk sebagai berikut :
1)
adanya kelompok berdasarkan jenis kelamin dan umur dengan pembedaanpembedaan
hak dan kewajiban
2) adanya kelompok-kelompok pemimpin
suku yang berpengaruh dan memiliki hak-hak
Istimewa;
3) adanya pemimpin yang saling
berpengaruh;
4) adanya orang-orang yang
dikecilkan di luar kasta dan orang yang di luar perlindungan
hukum (cutlaw men);
5) adanya pembagian kerja di dalam
suku itu sendiri;
6) adanya pemhedaan standar ekonomi
dan di dalam ketidaksamaan ekonomi
Pendapat tradisional tentang
masyarakat primitif sebagai masyarakat yang komunistis yang tanpa
hak milik pribadi dan perdagangan
adalah tidak benar. Ekonomi primitif bukanlah ekonomi dari individu-individu
yang terisolir produktif kolektif. Apa yang sesungguhnya adalah kelompok
ekonomi yang tersusun atas dasar ketergantungan yang timbal balik dan
individu-individu yang aktif secara ekonomis, serta bagian-bagian yang lebih
kecil daripada suatu kelompok yang memiliki sistem perdangangan dan barter satu
sarna lain. Gradasi itu dapat kita lihat misalnya : multi dari memilih modal
yang kaya sampai kepada buruh yang termiskin; dari presiden kepada lurah, dari
jenderal sampai kepada prajurit dan sebagainya yang semuanya itu menunjukkan
sebagaia jenjang-jenjang dan gradasi sosial yang
menunjukkan walaupun di dalam sistem demokrasi yang paling mutakhir pun ada
pelapisan masyarakat.
C.
TERJADINYA PELAPISAN SOSIAL
Proses ini berjalan sesuai dengan
pertumbuhanmasyarakat itu sendiri. Adapun orang-orang yang menduduki lapisan
tertentu dibentuk bukan berdasarkan atas kesengajaan yang disusun sebelumnya
oleh masyarakat itu, tetapi berjalan secara alamiah dengan sendirinya.
pengakuan-pengakuan terhadap kekuasaan dan wewenang tumbuh dengan sendirinya.
Sistem pelapisan yang disusun dengan sengaja ditujukan untuk mengejar tujuan
bersama. Di dalam sistem pelapisan ini ditentukan secara jelas dan tegas adanya
wewenang dan keuasaan yang diberikan kepada seseorang.
Dengan adanya pembagian yang jelas
dalam hal wewenang dan kekuasaan ini maka di dalam organisasi itu terdapat
keteraturan sehingga jelas bagi setiap orang di tempat mana letaknya kekuasaan
dan wewenang yang dimiliki dan dalam suatu organisasi baik secara vertikal
maupun secara horisontal. Sistem pelapisan yang dibentuk dengan sengaja ini
dapat kita lihat
misalnya di dalam organisasi pemerintahan, organisasi partai politik,
perusahaan besar, perkumpulan-perkumpulan resmi, dan lain-lain. Pendek
kata di dalam organisasi formal.
Di dalam sistem organisasi yang
disusun dengan cara ini mengandung dua sistem, ialah :
1) Sistem fungsional; merupakan
pembagian kerja kepada kedudukan yang
tingkatnya berdampingan dan harus
bekerja sarna dalam kedudukan yang
sederajat, misalnya saja di dalam orgaanisasi perkantoran ada kerja sama
antara kepala-kepala seksi dan lain-lain.
2)
Sistem skalar: merupakan pembagian kekuasaan menurut tangga atau
jenjang dari bawah ke atas
(vertikal).
D.
PEMBEDAAN SISTEM PELAPISAN MENURUT
SIFATNYA
Menurut sifatnya, maka sistem
pelapisan dalam masyarakat dapat
dibedakan menjadi :
1)
Sistem pelapisan masyarakat yang
tertutup.
Di dalam sistem ini permindahan anggota masyarakat ke lapisan yang lain baik ke
atas maupun ke bawah tidak mungkin terjadi, kecuali ada hal-hal yang istimewa.
Di dalam sistem yang demikian itu satu-satunya jalan untuk dapat masuk menjadi
anggota dari suatu lapisan dalam masyarakat adalah karena kelahiran. Sistem
pelapisan tertutup kita temui misalnya di India yang masyarakatnya mengenal
sistem kasta.
2)
Sistem pelapisan masyarakat yang
terbuka
Di dalam sistem yang demikian ini setiap anggota masyarakat memiliki kesempatan
untuk jatuh ke lapisan yang ada di bawahnya atau naik ke lapisan yang di
atasnya. Sistem yang demikian ini dapat kita temukan misalnya di dalam
masyarakat di Indonesia sekarang ini. Setiap orang diberi kesempatan untuk
menduduki segala jabatan bila ada kesempatan dan kemampuan untuk itu.
E.
BEBERAPA TEORI TENTANG PELAPISAN SOSIAL
1)
Aristoteles mengatakan bahwa di dalam tiap-tiap Negara terdapat
tiga unsure, yaitu mereka yang kaya sekali, mereka yang melarat sekali, dan
mereka yang berada di tengah-tengahnya.
2)
Prof. Dr. Selo Sumardjan dan
Soelaiman Soemardi SH. MA. menyatakan bahwa
selama di dalam masyarakat
pasti mempunyai sesuatu yang dihargai olehnya dan setiap
masyarakat pasti mempunyai sesuatu
yang dihargai.
3)
Vilfredo Pareto
menyatakan bahwa ada dua kelas yang senantiasa berbeda setiap waktu
yaitu golongan Elite dan golongan
Non Elite. Menurut dia pangkal dari pada perbedaan
itu karena ada orang-orang yang
memiliki kecakapan, watak, keahlian dan kapasitas yang
berbeda-beda.
4)
Gaotano Mosoa dalam “The Ruling Class” menyatakan bahwa di dalam
seluruh
masyarakat dari masyarakat yang
kurang berkembang, sampai kepada masyarakat yang paling maju dan penuh
kekuasaan dua kelas selalu muncul ialah kelas pertama (jumlahnya selalu
sedikit) dan kelas kedua (jumlahnya lebih banyak).
5)
Karl Mark menjelaskan terdapat dua macam di dalam setiap
masyarakat yaitu kelas
yang memiliki tanah dan alat-alat
produksi lainnya dan kelas yang tidak mempunyainya
dan hanya memiliki tenaga untuk
disumbangkan di dalam proses produksi.
Bentuk konkrit daripada Pelapisan masyarakat ada beberapa macam. Ada sementara
sarjana yang meninjau bentuk pelapisan masyarakat hanya berdasar salah satu
aspek saja misalnya aspek ekonomi, atau aspek politik saja, tetapi sementara
itu ada pula yang melihatnya melalui berbagai ukuran secara komprehensif.
Selanjutnya itu ada yang membagi pelapisan masyarakat ke dalam jumlah yang
lebih sederhana (misalnya membagi hanya menjadi dua bagian). Sementara itu ada
pula yang membagi tiga lapisan atau lebih).
Ada yang membagi pelapisan masyarakat
seperti berikut ini :
I) Masyarakat terdiri dari
kelas atas (upper class) dan kelas bawah (lower
class).
2) Masyarakat terdiri dari tiga
kelas ialah kelas atas (upper class), kelas
menengah (middle class), dan kelas
ke bawah (lower class).
3) Sementara itu ada pula sering
kita dengar : kelas atas (upper class), kelas
menengah (middle class), kelas
menengahke bawah (lower middle class)
dan kelas bawah (lower class).
Pada umumnya golongan yang menduduki
kelas bawah jumlah orangnya
daripada kelas menengah, demiian seterusnya semakin tinggi golongannya
semakin sedikit jumlah orangnya. Dengan demikian sistem pelapisan
masyarakat itu mengikuti bentuk piramid.
2. KESAMAAN DERAJAT
- A. PENJELASAN KESAMAAN DERAJAT
Sifat perhubungan antara manusia dan
lingkungan masyarakat pada umumnya adalah timbal balik, artinya orang seorang
itu sebagai anggota masyarakatnya, mempunyai hak dan kewajiban, baik terhadap
masyarakat maupun terhadap pemerintah dan negara. Beberapa hak dan kewajiban
penting ditetapkan dalam Undang-undang (konstitusi) sebagai hak dan kewajiban
asasi. Untuk dapat melaksanakana hak dan kewajiban ini dengan bebas dari rasa
takut perlu adanya jaminan, dan yang mampu memberi jaminan ini adalah
pemerintah yang kuat dan berwibawa. Di dalam susunan negara modern hak-hak dan
kebebasan-kebebasan asasi manusia itu dilindungi oleh Undang-undang dan menjadi
hukum positif. Undang-undang tersebut berlaku saran pada setiap orang tanpa
kecualinya dalam arti semua orang mempunyai kesamaan derajat dan ini dijamin
oleh undang-undang. Kesamaan derajat ini terwujud dalam jaminan hak yang
diberikan dalam berbagai sektor kehidupan. Hak inilah yang banyak dikenal
dengan Hak Asasi Manusia.
- B. PASAL-PASAL DALAM UUD 1945
DAN POKOK-POKOK TENTANG PERSAMAAN HAK
Pasal – Pasal
UUD’45 Tentang Persamaan Hak:
Pembukaan dan batang tubuh UUD 1945
1) Pembukaan UUD 1945
Hak asasi manusia tercantum dalam
pembukaan UUD 1945 :
a) Alinea I : “Bahwa sesungguhnya
kemerdekaan itu ialah haak segala bangsa dan oleh
sebab itu maka penjajahan diatas
dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan
perikemanusiaan dan perikeadilan”.
b) Alinea IV : “… Pemerintah Negara
Republik Indonesia yang melindungi segenap bangsa
Indonesia dan seluruh tumpah darah
Indonesia, dan untuk memajukan kesejahteraan
umum, mencerdaskan kehidupan bangsa
dan ikut melaksanakan ketertiban dunia, yang
berdasarkan kemerdekaan perdamaian
abadi dan keadilan sosial……”
2)
Batang Tubuh UUD 1945
Secara garis besar hak-hak asasi
manusia tercantum dalam pasal 27 sampai 34 dapat
d ikelompokkan menjadi :
a) Hak dalam bidang politik (pasal
27 (1) dan 28),
b) Hak dalam bidang ekonomi (pasal
27 (2), 33, 34),
c) Hak dalam bidang sosial budaya
(pasal 29, 31, 32),
d) Hak dalam bidang hankam (pasal 27
(3) dan 30).
Berdasarkan amandemen UUD 1945, hak asasi manusia tercantum dalam Bab X A Pasal
28 A sampai dengan 28 J.
3.
ELITE
A.
PENGERTIAN ELITE DAN MASSA
Dalam masyarakat tertentu ada
sebagian penduduk ikut terlibat dalam kepemimpinan, sebaliknya dalam masyarakat
tertentu penduduk tidak diikut sertakan.
·
Dalam pengertian umum elite menunjukkan sekelompok orang yang dalam masyarakat
menempati kedudukan tinggi.
·
Dalam arti lebih khusus lagi elite adalah sekelompok orang terkemuka di
bidang-bidang
tertentu dan khususnya golongan
kecil yang memegang kekuasaan.
Istilah massa dipergunakan
untuk menunjukkan suatu pengelompokkan kolektif lain yang elementer dan
spotnan, yang dalam beberapa hal menyerupai crowd,t etapi yang secara
fundamental berbeda dengannyadalam hal-hal yang lain. Massa diwakili oleh
orang-orang yang berperanserta dalam perilaku missal seperti mereka yang
terbangkitkan minatnya oeleh beberap peristiwa nasional, mereka yang menyebar
di berbagai tempat, mereka yang tertarik pada suatu peristiwa pembunuhan sebgai
dibertakan dalam pers atau mereka yang berperanserta dalam suatu migrasi dalam
arti luas.
- B. FUNGSI ELITE DALAM MEMEGANG
STRATEGI
Pembedaan elite dalam memegang
strategi secara garis besar adalah sebagai berikut :
a)
Elite politik (elite yang berkuasa dalam mencapai tujuan).
b)
Elite ekonomi, militer, diplomatik dan cendekiawan (mereka yang berkuasa atau
mempunyai pengaruh dalam bidang
itu).
c)
Elite agama, filsuf, pendidik, dan pemuka masyarakat.
d)
Elite yang dapat memberikan kebutuhan psikologis, seperti : artis,
penulis, tokoh film,
olahragawan dan tokoh hiburan dan
sebagainya.
Elite dari segala elite dapatlah
menjalankan fungsinya fungsinya dengan mengajak para elite pemegang strategi di
tiap bidangnya untuk bekerja sebaik-baiknya. Kecuali itu dimanapun juga para
elite pemegang strategi tersebut memiliki prinsip yang sama dalam menjalankan
fungsi pokok maupun fungsinya yang lain, seperti memberikan contoh tingkah laku
yang baik kepada masyarakatnya, mengkoordinir serta menciptakan yang harmonis
dalam berbagai kegiatan, fungsi pertahanan dan keamanan, meredakan konflik
sosial maupun fisik dan dapat melindungi masyarakatnya terhadap bahaya dari
luar.
- C. CIRI-CIRI MASSA
Ciri-ciri massa adalah :
- Keanggotaannya berasal dari semua lapisan masyarakat
atau strata sosial, meliputi
orang-orang dari berbagai posisi kelas
yang berbeda, dari jabatan kecakapan, tignkat kemakmuran atau kebudayaan yang
berbeda-beda. Orang bisa mengenali mereka sebagai masa misalnya orang-orang
yang sedang mengikuti peradilan tentang pembunuhan misalnya malalui pers.
2.
Massa merupakan kelompok yagn anonym, atau lebih tepat, tersusun dari individu
individu yang anonim. Sedikit interaksi atau bertukar pengalaman antar
anggota-anggotanya
BAB
III PENUTUP
- 1. PENDAPAT
Kita sebagai anggota masyarakat
mempunyai hak dan kewajiban baik terhadap masyarakat maupun terhadap pemerintah
dan negara.
DAFTAR PUSTAKA
elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/mkdu_isd/bab6